SIKLUS AKUNTANSI : PENGERTIAN DAN TAHAPANNYA

Informasi berupa laporan keuangan dihasilkan melalui proses akuntansi yang panjang. Pada proses tersebut terdapat tahap-tahap yang harus dipenuhi untuk mendapatkan hasil laporan yang baik, valid dan akuntabel. Tahap-tahap itulah yang kemudian disebut sebagai siklus akuntansi. Siklus akuntansi merupakan gambaran proses yang memuat prosedur atas bagaimana pelaporan keuangan dilakukan dan dihasilkan. Siklus akuntansipada dasarnya dapat digolongkan dalam 3 tahapan, yaitu : pencatatan transaksi, pencatatan penyesuaian, dan pelaporan keuangan (Winston, 2013). 

Prinsip-prinsip dan kaidah akuntansi, prosedur-prosedur, metode-metode serta teknik-teknik dari segala sesuatu yang dicakup dalam ruang lingkup akuntansi dicatat dalam suatu periode tertentu. Pada umumnya, siklus akuntansi selalu dimulai dari transaksi sampai pada pembuatan laporan keuangan perusahaan. Dilanjutkan dengan adanya saldo yang ditutup dengan jurnal penutup atau sampai pada jurnal pembalik.

1. Tahap Pencatatan Transaksi
Tahap ini akan diawali dengan identifikasi adanya kejadian berupa transaksi yang akan mempengaruhi posisi keuangan perusahaan. Terjadinya sebuah transaksi kemudian akan memunculkan dokumen, yang terbagi atas dokumen eksternal (dokumen sumber) dari pihak ekternal kemudian diiringi dengan pembuatan dokumen internal organisasi (perusahaan). Berdasarkan dokumen internal yang dilampiri dengan dokumen eksternal, akuntan akan melakukan analisis atas transaksi (misalnya : jenis akun, kode akun, dan jumlah mata uang) kemudian melakukan pencatatan transaksi ke dalam jurnal (journal entry) dengan sistem pencatatan berpasangan (double entry system). Sistem berpasangan adalah sebuah sistem yang mensyaratkan bahwa akuntansi harus dicatat tidak secara tunggal, dalam arti akan memiliki sisi debit dan sisi kredit dengan jumlah mata uang yang sama (seimbang) menurut syarat dalam persamaan akuntansi. Jika proses pencatatan akuntansi dilakukan secara komputerisasi, maka jurnal yang telah dicatat akan mengelompok secara otomatis berdasarkan jenis akun dan kode akunnya (chart of account), akan tetapi jika proses pencatatan dilakukan secara manual atau semi manual (dengan bantuan komputer), maka akuntan harus mengelompokkannya secara manual pula. Pengelompokkan ini akan disebut posting dan hasilnya akan disebut dengan buku besar (disebut ledger untuk sistem terkomputerisasi, dan disebut general ledger untuk sistem manual atau semi manual). Saldo setiap akun dalam buku besar kemudian akan menghasilkan sebuah laporan awal yang disebut dengan neraca saldo (trial balance). 

2. Tahap Pencatatan Penyesuaian 
Secara logika, laporan neraca saldo sebenarnya adalah merupakan dasar dari penyajian laporan keuangan, sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan secara langsung, dengan asumsi bahwa tidak terdapat perubahan-perubahan di dalam sebuah akun dalam periode pelaporan tersebut. Akan tetapi, pada praktiknya, beberapa akun di dalam neraca saldo mengalami perubahan-perubahan yang disebabkan karena : 
  • Perubahan kondisi organisasi. Dalam perkembangannya, sebuah organisasi dapat atau dituntut untuk mengalami perubahan seiring dengan perubahan kondisi pasar, jaman dan persaingan. Hal ini disebabkan karena adanya asumsi mendasar, bahwa organisasi harus dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Contoh perubahan kondisi organisasi yang paling sederhana adalah ketika organisasi mengalami pertumbuhan dan mengalami perubahan kepemilikan dalam struktur modalnya, sehingga harus dilakukan penilaian kembali (revaluasi) atas aset-aset yang dimilikinya.
  • Kebijakan internal organisasi. Kejadian yang paling umum terjadi atas sebuah kebjiakan internal organisasi misalnya sistem penggajian, dimana gaji untuk bulan ini akan dibayarkan pada tanggal 1 bulan berikutnya. Kebijakan ini akan menimbulkan proses tersendiri baik untuk organisasi yang menyajikan pelaporan keuangan secara bulanan, triwulan, semester atau tahunan. 
  • Kondisi tidak terduga dengan pihak eksternal. Kondisi ini muncul ketika perubahan kondisi pihak eksternal mempengaruhi posisi keuangan perusahaan. Misalnya pelanggan yang kemudian membatalkan transaksinya atau debitur yang kemudian melakukan wanprestasi atas kewajibannya. 
  • Asumsi logis dari sebuah akun. Asumsi ini biasanya merupakan estimasi yang mengharuskan akuntan memilih metode yang tepat untuk melakukan pengukuran sebuah akun, misalnya penyusutan aktiva tetap dan analisa umur piutang. Dengan adanya perubahan-perubahan ini, maka akuntan akan melakukan proses perubahan saldo di dalam neraca saldo yang disebut dengan penyesuaian (adjusment) pencatatan sehingga neraca saldo yang telah dikoreksi tersebut disebut dengan neraca saldo disesuaikan (adjusted trial balance). Untuk organisasi yang memiliki sistem terkomputerisasi, maka penyesuaian atas pencatatan tidak membutuhkan waktu yang lama, akan tetapi jika organisasi masih memiliki sistem yang belum terkomputerisasi (manual), maka akuntan harus melakukan penyesuaian ini di dalam sebuah kertas kerja yang disebut dengan neraca lajur. 
3. Tahap Pelaporan 
Setelah neraca saldo telah dikoreksi (neraca saldo disesuaikan) sesuai dengan kondisi yang terjadi dalam organisasi (perusahaan), maka akuntan dapat menyajikan laporan keuangan perusahaan, berupa : laporan posisi keuangan (neraca), laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Termasuk dalam tahapan ini pula, maka akuntan akan melakukan pencatatan untuk menutup saldo akun (jurnal penutup atau closing entries) di dalam laporan laba rugi, menyesuaikannya dalam akun saldo laba/laba ditahan (retained earnings) di laporan posisi keuangan, kemudian menyiapkan laporan neraca saldo setelah penutupan buku (post-closing trial balance) yang merupakan proses akhir dari siklus akuntansi.

JENIS-JENIS JURNAL DALAM AKUNTANSI


Dalam perusahaan kita perlu mencatat setiap transaksi transaksi yang berhubungan dengan keuangan. Akuntansi keuangan mencatatnya dalam sebuah jurnal agar setiap pengeluran tercatat secara rapi.
Berikut adalah jenis-jenis jurnal dalam akuntansi:

  • Jurnal umum


Jurnal umum adalah pencatatan transaksi secara kronologis berdasarkan urutan waktu terjadinya transaksi, setelah melakukan analisa terhadap bukti-bukti transaksi yang ada ke dalam kelompok akun debit atau kredit.

  • Jurnal khusus

Jurnal khusus adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi khusus dalam perusahaan yang berhubungan dengan penjualan dan pembelian.
Jurnal khusus terdiri dari :

a. Jurnal Penjualan ( Sales Journal)
Jurnal Penjualan adalah jurnal yang digunakan apabila kita melakukan penjualan barang secara kredit kepada Customer.

b. Jurnal Pembelian ( purchases Journal)
Jurnal Pembelian adalah jurnal yang digunakan apabila kita melakukan pembelian barang secara kredit kepada supplier.

c. Jurnal Pengeluaran Kas (Cash Payment Journal)
Jurnal Pengeluaran kas adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat setiap pengeluaran kas dalam suatu perusahaan.

d. Jurnal Penerimaan Kas (Cash Receipt Journal) 
Jurnal Penerimaan kas adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat setiap penerimaan kas dalam suatu perusahaan

e. Jurnal Umum (Memorial Journal)
Memorial Journal adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi diluar empat jurnal diatas.

f. Jurnal Pembalik ( Reversing Entries)
Jurnal balik adalah jurnal yang dibuat pada awal periode sebagai kebalikan dari sebagian jurnal penyesuaian pada akhir periode sebelumnya. Jurnal ini bersifat opsional namun jika dilakukan memberikan manfaat. Tidak semua ayat jurnal penyesuaian dilakukan reversing entries. Jurnal penyesuian yang dibalik adalah:
1. Hutang biaya
2. Piutang Pendapatan
3. Pendapatan Diterima Dimuka jika digunakan pendekatan pendapatan
4. Biaya Dibayar Dimuka jika digunakan pendekatan beban (biaya)

g. Jurnal Penutup (Closing Entries)
Jurnal Penutup adalah ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk menutup rekening-rekening nominal/sementara.

Itulah jenis-jenis jurnal yang sering digunakan dalam akuntansi



PERBEDAAN EKONOMI MIKRO DAN MAKRO




Ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi 2 yaitu ilmu ekonomi mikro serta ilmu ekonomi makro. Berikut ini perbedaan ekonomi mikro dan makro.


Ekonomi Mikro

Ilmu ekonomi mikro adalah ilmu yang mempelajari variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya seperti perusahaan, rumah tangga, dan sebagainya. Dalam ekonomi mikro dipelajari tentang bagaimana individu tersebut dalam menggunakan sumber daya yang telah dimilikinya sehingga akan tercapai tingkat kepuasan secara optimum. Secara teori, tiap-tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi secara optimum bersama dengan individu yang lain akan menciptakan terjadinya keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi ceteris paribus.


Ekonomi Makro

Ilmu ekonomi makro adalah ilmu yang mempelajari variabel ekonomi secara keseluruhan. Variabel ekonomi makro antara lain: pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja atau pengangguran, laju inflasi, jumlah uang yang beredar, ataupun neraca pembayaran internasional.

Ilmu ekonomi makro adalah ilmu yang mempelajari berbagai masalah-masalah ekonomi utama sebagai berikut : 
  • Sejauh mana berbagai sumber daya yang telah dimanfaatkan dalam kegiatan ekonomi. Sumber daya yang telah dimanfaatkan disebut full employment. Sebaliknya, sumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian tersebut masih dalam keadaan under employment atau masih terdapat pengangguran.
  • Sejauh mana perekonomian tersebut dalam keadaan stabil khususnya stabilitas pada bidang moneter. Apabila nilai uang tersebut cenderung menurun dan dalam kurun jangka waktu yang panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi juga deflasi.
  • Sejauh mana perekonomian tersebut mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik yang terjadi antara pertumbuhan ekonomi serta pemerataan distribusi pendapatan terdapat yang disebut trade off maksudnya bila ada yang satu membaik, yang lainnya akan cenderung memburuk.

Perbedaan Ekonomi Mikro dan Makro

Dilihat dari segi
Ekonomi Mikro
Ekonomi Makro
Harga
Harga adalah nilai dari suatu komoditas atau barang tertentu saja
Harga adalah nilai dari suatu komoditas secara keseluruhan atau agregat
Unit analisis
Pembahasan tentang kegiatan ekonomi yang melibatkan secara individual. Contohnya permintaan dan penawaran, pasar, biaya dan laba atau rugi dari suatu perusahaan
Pembahasan tentang kegiatan ekonomi secara agregat atau keseluruhan. Contohnya pendapatan nasional, inflasi, deflasi, investasi, pertumbumhan ekonomi.
Tujuan analisis
Ekonomi mikro lebih memfokuskan terhadap tujuan analisis tentang cara mengalokasikan sumber daya yang dimiliki agar dapat tercapai kombinasi yang tepat.
Ekonomi makro lebih memfokuskan terhadap tujuan analisis tentang pengaruh kegiatan ekonomi yang dilakukan terhadap perekonomian yang terjadi secara keseluruhan
Itulah perbedaan ekonomi mikro dan makro.

PENGERTIAN AKUNTANSI BIAYA


Pengertian Biaya

Dalam arti sempit, biaya merupakan pengorbanan (disebut dengan harga pokok) untuk mendapatkan aktiva. Sedangkan dalam arti luas, biaya adalah pengorbanan (diukur dengan satuan uang) untuk tujuan tertentu perusahaan, baik pada masa sekarang maupun yang akan datang.

Dari definisi di atas, pengertian biaya mengandung unsur pokok sebagai berikut :
1)      Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi.
2)      Biaya dapat diukur dengan satuang uang.
3)      Biaya merupakan pengorbanan yang telah terjadi atau akan terjadi.
4)      Biaya merupakan pengorbanan yang mempunyai tujuan tertentu.

Biaya (cost) dan beban (expense) adalah dua hal yang berbeda. Biaya identik dengan pengorbanan untuk memproduksi barang atau jasa, misalnya : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead. Sedangkan beban adalah segala jenis pengorbanan atau pengeluaran dalam rangka menciptakan atau mendapatkan penghasilan, misalnya beban iklan, beban serba-serbi dan beban listrik. Secara singkat, bisa dijelaskan bahwa biaya berpasangan dengan output sedangkan beban berpasangan dengan penghasilan atau pendapat. Bila pengorbanan tersebut tidak masuk ke dalam dua kelompok sebelumya, maka digolongkan sebagai kerugian atau loss.

Pada proses produksi, biaya operasional merupakan semua biaya yang dikeluarkan oleh pabrik dalam memproduksi barang, mulai dari awal sampai dengan barang tersebut siap dijual. Oleh karena itu, biaya produksi mencakup biaya langsung dan tidak langsung.

Pengertian Akuntansi Biaya

Proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi disebut proses produksi, sedangkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjadi produk jadi disebut biaya produksi barang jadi. Biaya produksimeliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya-biaya lain yang terjadi di pabrik (biaya overhead pabrik). Biaya yang terjadi tersebut perlu dikumpulkan untuk menentukan harga pokok produksi melalui proses akuntansi, yang disebut akuntansi biaya.

Akuntansi biaya merupakan bagian yang terintegrasi dengan akuntansi keuangan (financal accounting). Akuntansi biaya adalah bidang akuntansi yang kegiatan utamanya ditujukan untuk menghitung biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan seperti, biaya umum, biaya administrasi, biaya produksi, dan biaya-biaya lain

Beberapa defisini akuntansi biayaantara lain sebagai berikut :
  • Menurut Hendi Somantri (1994 : 11), akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran dan penyajian laporan mengenai transaksi keuangan yang berhubungan dengan biaya pembuatan dan penjualan produk, atau penyerahan jasa serta analisis dan penafsiran terhadap hasilnya.
  • Menurut Armanto Witjaksono (2006 : 1), akuntansi biaya dapat didefinisikan sebagai ilmu dan seni mencatat, mengakumulasikan, mengukur serta menyajikan informasi berkenaan dengan biaya dan beban.
  • Menurut Mulyadi (1994 : 6), akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringakasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk barang atau jasa dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya.
Jadi, akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya-biaya pembuatan produk, penjualan produk barang atau penyerahan jasa dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadap hasilnya. Akuntansi biaya dapat ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai di dalam perusahaan maupun pemakai di luar perusahaan. Sasaran akuntansi biaya adalah transaksi keuangan yang berhubungan dengan biaya secara umum. Tujuan akuntansi biaya ialah menyediakan informasi biaya untuk kepentingan manajemen.


PENGERTIAN, JENIS DAN FUNGSI LAPORAN KEUANGAN


Laporan Keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi :

  1. Neraca
  2. Laporan laba rugi
  3. Laporan perubahan ekuitas
  4. Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau laporan arus dana
  5. Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset, kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca.

Perbedaan Pelaporan dan Laporan Keuangan

Haruslah dibedakan antara pengertian Pelaporan keuangan (bahasa Inggris: financial reporting) dan laporan keuangan (bahasa Inggris: financial reports). Pelaporan Keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan penyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain lembaga yang terlibat (misalnya penyusunan standar, badan pengawas dari pemerintah atau pasar modal, organisasi profesi, dan entitas pelapor), peraturan yang berlaku termasuk PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum atau Generally Accepted Accounting Principles/GAAP). Laporan keuangan hanyalah salah satu medium dalam penyampaian informasi. Bahkan seharusnya harus dibedakan pula antara statemen dan laporan.

Pemakai Laporan Keuangan

  1. Investor
  2. Karyawan
  3. Pemberi Pinjaman
  4. Pemasok dan Kreditor usaha lainnya
  5. Pelanggan
  6. Pemerintah
  7. Masyarakat

 Tujuan Laporan Keuangan


Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, Tujuan laporan keuangan adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.

Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.

Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (bahasa Inggris: stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu :

1. Dapat Dipahami
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahmi peserta dan bentuk serta istilahnya disesuaikan dengan batas para pengguna

2. Relevan
laporan keuangan dianggap jika informasi yang disajikan didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna

3. Keandalan
informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material

4. Dapat diperbandingkan
informasi yang disajikan akan lebih berguna bila dapat diperbandingkan dengan laporan keuangan pada periode sebelumnya.


JENIS-JENIS PERUSAHAAN


Perusahaan adalah wadah atau organisasi untuk mencapai tujuan bersama para pendirinya dengan melakukan kegiatan ekonomis yaitu memproduksi barang dan jasa dalam suatu masyarakat. Tujuan utama perusahaan yang didirikan adalah untuk memaksimumkan laba/profit.

Berikut ini adalah 3 jenis perusahaan berdasarkan kegiatannya, antara lain:  

1. Perusahaan Jasa ( Service firm )

 
Perusahaan jasa merupakan perusahaan yang kegiatan utamanya adalah menghasilkan jasa. Kegiatan jasa biasanya menyediakan kemudahan, kenyamanan, kenikmatan, keamanan,atau layanan profesional lainnya.
Contoh : Kantor Akuntan Publik, Jasa Laundry, Konsultan IT, dll.

2. Perusahaan Dagang ( Trading Firm )

     
Perusahaan yang kegiatan utamanya adalah membeli dan lalu menjual produk kepada para pelanggan dan tidak memproduksi barangnya sendiri melainkan membeli dari perusahaan lain.
Contoh : Mini Market, Super Market, Toko Kelontong dsb.
 

3. Perusahaan Manufaktur ( Manufacturing Firm )

     
Perusahaan yang kegiatan utamanya mengolah bahan baku menjadi produk yang di jual kepada para pelanggan.
Contoh : Pabrik
     

Bentuk hukum perusahaan sangat banyak dan beragam, diantaranya:

a.     Perusahaan Perseorangan
b.     Firma ( FA )
c.     Perseroan Komanditer ( CV )
d.     Perseroan Terbatas ( PT )
e.     Perseroan Terbatas Negara ( Persero )
f.     Perusahaan Daerah ( PD )
g.     Perusahaan Negara Umum ( Perum )
h.     Perusahaan Negara Jawatan ( Perjan )
i.      Koperasi

REKONSILIASI BANK


A. Pengertian Rekonsiliasi Bank

Rekonsiliasi bank adalah daftar transaksi dan jumlahnya yang menyebabkan saldo kas yang dilaporkan pada laporan bank berbeda dengan saldo kas pada pembukuan  perusahaan. Rekonsiliasi laporan bank berguna untuk mengecek ketelitian pencatatan dalam rekening kas dan catatan bank, selain itu untuk mengetahui penerimaan atau pengeluaran yang belum dicatat oleh perusahaan.

Dalam membuat rekonsiliasi laporan bank perlu diketahui bahwa yang direkonsiliasikan adalah catatan perusahaan dan bank, sehingga harus dibuat perbandingan antara keduanya agar dapat diketahui perbedaan-perbedaan yang ada. Perbandingan ini dilakukan dengan cara debit rekening kas dibandingkan dengan kredit catatan bank yang bisa dilihat laporan bank kolom penerimaan, dan kredit rekening kas dibandingkan dengan debit catatan bank yang bisa dilihat dari laporan bank kolom pengeluaran. Biasanya laporan bank diterima bulanan dan akan direkonsiliasikan dengan catatan kas.
  

B. Alasan diperlukan Penyusunan Rekonsiliasi Bank

Penyusunan rekonsiliasi bank sangat diperlukan dalam sebuah perusahaan karena  beberapa alasan yaitu: 
  • Untuk mengetahui jumlah selisih saldo kas dari laporan bank yang saldo kasnya berbeda pada pembukuan perusahaaan.  
  • Untuk mengetahui sebab-sebab apa saja sehingga dapat terjadinya selisih saldo kas pada catatan bank dan perusahaan. 

C. Prosedur Rekonsiliasi Bank

Terdapat tahap-tahap dalam membuat rekonsiliasi bank. Berikut ini adalah pos-pos yang tersaji dalam rekonsiliasi bank. Pos-pos itulah yang menyebabkan perbedaan-perbedaan antara saldo bank dan saldo pembukuan.

Tahap-tahap penyusunan rekonsiliasi Bank:

1. Mulailah dengan saldo yg tercantum dalam laporan bank dan dalam rekening Kas perusahaan (saldo per buku)

2. Tambahkan atau kurangkan pada saldo per bank, hal-hal yg tercantum pada pembukuan perusahaan tetapi tak tercantum dalam laporan bank.
  • Tambahkan setoran dalam perjalanan pada saldo per bank
  • Kurangkan cek dalam perjalanan dari saldo per bank
3. Tambahkan atau kurangkan pd saldo per buku, hal-hal yg tercantum dalam laporan bank tetapi tak tercantum dlm pembukuan perusahaan
  • Tambahkan pada saldo per buku:
    • penerimaan kas langsung melalui bank
    • pendapatan bunga atas saldo giro di bank
  • Kurangkan pada saldo per buku:
    • biaya administrasi bank
    • biaya pencetakan cek
    • pengurangan yg telah dilakukan oleh bank lainnya (misal pengurangan krn adanya pengambilan cek kosong atau cek yg telah lewat waktu
4. Hitunglah saldo per bank dan saldo per buku yg telah disesuaikan, saldo keduanya harus sama.

5. Buatlah jurnal untuk setiap hal yang tercantum pd butir 3, yaitu hal yang tercantum pada sisi per buku dalam rekonsiliasi bank.
6. Perbaiki semua kesalahan pembukuan perusahaan, & sampaikan pemberitahuan ke bank jika bank melakukan kesalahan.